Posted by : Kimia
Rabu, 25 Mei 2016
Produk tekstil
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori berdasarkan bahan pembuatan
produk tekstil tersebut. Secara garis besar produk tekstil dapat dibedakan
menjadi 3 kategori yaitu produk tekstil yang dibuat dari benang, dibuat tidak
menggunakan benang (menggunakan serat tekstil) dan dibuta tanpa menggunakan
benang/serat/filamen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Klasifikasi Tekstil
1. Kain Yang Dibuat Dari Benang
Metode Anyaman (Interlacing)
Kain yang dibuat dengan metode anyaman (interlacing)
menggunakan proses pertenunan (weaving). Proses penganyaman dilakukan antara
benang lusi dan pakan yang letaknya saling tegak lurus satu sama lain.
Hasilnya kelak adalah berupa kain tenun. Alat yang lazim digunakan pada metode
anyaman, antara lain gedogan yang dijalankan dengan tangan dan Alat Tenun Mesin
(ATM).
Metode Jeratan (Interplooping)
Metode jeratan biasanya menggunakan proses merajut
(knitting). Pembuatan jeratan (loops) pada benang dilakukan dengan menggunakan
alat berupa jarum berkait/berlidah. Hasilnya disebut kain rajut. Kain rajut
bersifat elastis, mudah merenggang, dan porous (berlubang-lubang).
Metode Jalinan (Intertwisting)
Kain yang dibuat dengan metode jalinan menggunakan sejumlah
proses di antaranya merenda (crochetting), netting (knotting tatting
freevolite) dan lace. Hasilnya disebut kain renda.
Metode kepangan (braiding)
Proses yang digunakan dalam metode kepangan adalah dengan
melakukan penganyaman tiga helai benang atau lebih. Bahan benang dapat diganti
dengan pita kain. Hasilnya berupa helai pita atau pita tabung, tali sepatu,
parasut dan sebagainya.
2. Kain Yang Dibuat Tidak
Menggunakan Benang
Metode Pengempaan (Felting)
Kain hasil pengempaan berwujud susunan kain yang langsung
dari serat wol tanpa jahitan. Serat wol merupakan serat paling ideal yang
dikerjakan dengan menggunakan panas air dan tekanan. Serat wol akan
menggelembung dalam air dan saling berkait satu sama lain. Kedaan itu akan
tetap demikian ketika proses pengempaan dilakukan. Selain yang terbuat langsung
dari serat, ada pula kain laken yang dibuat dari kain tenunan wol. Kain wol
dikerjakan dalam air sabun hangat atau larutan asam lemah dan diberi tekanan
serta putaran sampai mengerut dalam suatu ukuran yang diinginkan
(pengerutan 10-25 persen). Proses ini disebut fulling atau milling dan
dilakukan agar kain wol menjadi lebih padat dan tebal.
Metode Pengepresan (Bonding)
Metode bonding merupakan proses pengepresan serat-serat
tekstil ke dalam bentuk lapisan (thin sheet) atau web hingga serat-serat saling
melekat satu sama lain dengan perantaraan adhesive atau plastik. Hasilnya
disebut: bonded fabrics (kain press), web fabrics (kain jaring), dan non-woven
fabrics (kain non-tenun). Bahan-bahan yang paling sering dibuat dengan metode
bonding adalah serat kapas. Selain itu, bahan-bahan seperti rayon, asbes,
asetat, nilon, akrilik , dan poliester juga lazim digunakan. Kadang-kadang kain
wol press dari serat kapas juga digunakan karena sifatnya yang lembut, daya
serap air tinggi, tidak mudah rusak pada waktu basah dan tegangan tarik rendah.
Biasanya, digunakan untuk lap tangan, serbet, saringan, dan lainlain.
Teknik Penyemprotan (Sprayed Fiber
Fabrics)
Teknik ini menggunakan cairan lengket (viscous) yang cepat
menggumpal, disemprotkan (spray) dengan tekanan udara yang hasilnya berupa
serat-serat yang dikumpulkan di atas suatu permukaan datar berlubang.
Hasil Proses Laminating
Cara ini menggunakan beberapa lapis kain tenun yang sudah
jadi untuk direkatkan satu sama lain dengan bahan perekat (adhesive).
3. Kain Yang Dibuat Tanpa
Menggunakan Serat, Benang Maupun Filamen
Ditinjau dari segi penggunaannya, kini lembaran plastik,
film, dan sejenisnya termasuk juga tekstil.
Kain Tapa
Kain tapa dibuat dengan menumbuk beberapa lapisan tipis
kulit bagian dalam sejenis pohon Mulberry. Kainnya mirip dengan kertas krep,
biasa digunakan untuk pakaian.
Kertas
Akhir-akhir ini fungsi kertas diperluas fungsinya sebagai
bahan tekstil untuk pakaian. Kertas banyak pula digunakan untuk bahan pengganti
tekstil dalam perlengkapan rumah tangga.
Lembaran Plastik Dan Film
Lembaran plastik dan film dibuat melalui metode resin
compounding dengan proses calendaring, hasilnya ada yang berwujud sangat tipis
dan transparan seperti cellophane, dan ada pula yang berat dan tebal. Terdapat
pula lembaran plastik yang menyerupai kulit untuk keperluan pembungkus tempat
duduk dan lain-lain. Ada pula lembaran plastik yang digunakan untuk lapisan
bagian belakang kain tenun atau kain rajut. Selain itu, plastik sudah lazim
digunakan untuk jas hujan.
Klasifikasi Desain Tekstil
Desain Struktur
Desain struktur adalah desain dari konstruksi tekstil itu
sendiri, baik yang berujud tekstil polos maupun dalam bentuk tekstil bercorak.
Pada telstil bercorak pembuatan corak dilakukan bersamaan dengan proses
pembuatan lembaran tekstil tersebut. Desain struktur meliputi seluruh metode
pembuatan tekstil, yaitu meliputi tekstil yang dibuat dari benang, tekstil yang
dibuat tidak dari benang, dan tekstil yang dibuat tanpa serat benang maupun
filamen.
Desain Permukaan
Desain permukaan tekstil merupakan desain yang ditujukan
untuk memperkaya corak permukaan kain. Desain tersebut bisa mengambil bentuk
dari benda-benda yang ada di sekeliling manusia atau berbentuk abstrak.
Yang penting, desainnya berkualitas baik dan tidak monoton sehingga ketika
dipandang orang tidak mudah merasa bosan. Biasanya, untuk apa kain itu akan
digunakan, hampir selalu merupakan faktor terpenting dalam perencanaan
pengembangan desain. Bahan-bahan pelapis atau bahan gorden, misalnya, dapat
memliki pola kain yang lebih lebar dibanding dengan kain untuk pakaian. Pola
desain utnuk dasi, juga akan berbeda jenisnya dengan desain yang direncanakan
untuk dicetak di atas meja linen. Hiasan pada kain harus dibuat dengan
saksama, dan jangan sampai bergulung atau terlipat.
Desain Aplikasi Produk Tekstil
Lazimnya, desain dilaksanakan setelah kain jadi. Meskipun
demikian, terdapat pula produk tekstil yang didesain sejak awal sebelum proses
finishing dilakukan.